Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2010

Kidung Putra Alam

Oleh : Angga Sagita Aku kembali dari peraduanku yang terdalam, masuk lagi ke dalam orbit yang memutari takdir matahari yang tak pernah tenggelam, melaju bersama waktu berpadu dengan lintasan-lintasan impian yang saling beradu, ... inilah aku, putra semesta alam yang tak pernah menyerah akan gelapnya kelam. Aku kembali dengan keinginan yang tersimpan. Datanglah kepadaku saudaraku karena yakinilah bahwa lenganku masih tersedia ruang untuk memelukmu untuk menjauhkanmu dari ketakutanmu, dan kini aku ada untukmu sebagaimana bumi yang menopangmu dan atap langit yang menaungimu, doa hatiku sanggup meniup tangis dalam hatimu... dalam kesepianmu saudaraku di satu nadi kita nyanyikan lagu riang untuk mengundang para malaikat untuk bergembira di sini, menari tanpa henti menemani jiwa yang sepi. Aku datang dari mereka yang menuhankan tawa dan ketulusan hati yang mendalam. Aku datang pada mereka yang tenggelam larut dalam air mata kesedihannya. Harapanlah nafasku, ...

Kelimpahan

Oleh :Angga Sagita Merelakan sedikit akan meningkatkan kehidupan. Merelakan banyak mendatangkan kebahagiaan dan Sukacita. Merelakan segalanya mendatangkan kelimpahan akan segalanya. Dengan merelakan segalanya aku menjadi anak alam semesta. Sebagai anak alam semesta, aku sejahtera di dalam pangkuan ibunda nan agung…. Dan segalanya mengalir turun kepadaku dalam kelimpahan yang sulit dipercaya. Aku dipenuhi dan aku bersyukur. Aku merasa telah dipenuhi …. Ketenangan batin ini sedikit demi sedikit bisa aku kumpulkan, belajar merelakan memang membutuhkan waktu untuk bisa aku melakukannya. Lalu apakah aku masih sanggup melakukannya apabila aku kehilangan apa yang aku cintai???? Sungguh bukanlah pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Sungguh merelakan membutuhkan kebesaran hati yang amat sangat. Seperti melepaskan ikatan dalam hati dan pikiran, dan seperti melepaskan jiwaku dari raga ini. Bukannya bermaksud menyiksa diri apabila ingin belajar menahan rasa lapar untuk memahai apa itu bersabar. ...

Tawa dan Air Mata

Oleh : Angga Sagita Jika kita semua ingin bahagia, mengapa Tuhan memberikan kesedihan kepada kita? Agar kita paham bahwa senyum yang sesungguhnya adalah senyuman dalam tangisan air mata. Kebahagiaan dan kesedihan, tawa dan tangis air mata selalu datang dan pergi tak bisa di halangi.... Seperti datangnya siang berganti malam, musim semi yang berganti dengan musim hujan..... Janganlah tangismu menutup hatimu karena sesungguhnya setelah kesulitan maka akan datang kemudahan bagimu. Jika sejenak kita berpikir bahwa sesungguhnya hati kita seluas angkasa dan sedalam samudra untuk memberi ruang rasa syukur atas apapun yang kini telah kita miliki dan meingkhlaskan apapun itu yang belum bahkan tidak kita miliki.